Thursday, August 5, 2010

Selamat menyambut puasa


“Dan carilah pada apa yg telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagian negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari keni’matan dunia.”

Hikmah yg diperoleh dari ajaran berpuasa Ramadan nilai kesalehan selalu berada pada jaringan sosial masyarakat dilandasi oleh kualitas iman dan takwa. Sehingga dalam kalbu kita tumbuh pribadi yg kuat senantiasa ikhlas beramal dan bukan pribadi yg selalu menjadi beban orang lain. Kondisi sekarang kesalehan sosial yg berwujud rasa peduli terhadap merebaknya kemiskinan terlihat jelas konteksnya.

Seperti tidak menentunya kondisi perekonomian rakyat anjloknya nilai rupiah yg dirasakan pahit bagi masyarakat golongan bawah. Situasi perekonomian yg tidak jelas juntrungnya di berbagai aspek kehidupan menumbuhkan nafsu egoistis di kalangan masyarakat tingkat menengah ke atas menjauhkan diri dari nilai-nilai kemanusiaan menggiringnya ke sikap apatisme. Esensi ajaran Islam tidak mengajarkan manusia bersikap masa bodoh terhadap masyarakat lingkungan lebih-lebih terhadap mereka yg hidup kekurangan dan miskin.

Islam tidak boleh membiarkan umatnya hidup serba kekurangan melainkan dijadikan manusia itu menjadi mahluk yg hidup dalam keseimbangan antara keperluan duniawiyah dan ukhrawiyah. Karena itu hikmah puasa Ramadan secara kondusif melahirkan dua dimensi keberkahan kehidupan dunia dan akhirat.

Secara fisik dgn berpuasa seseorang harus mampu mengendalikan nafsu sekularitas hedonistis egoistis maupun sikap hidup kompetitif konsumtif agar hidup ini senantiasa dihayati sebagai rahmat dan ni’mat dari Allah SWT. Mereka harus menahan rasa lapar dan haus tidak melakukan hubungan badan dgn istri dari waktu fajar hingga matahari tenggelam di petang hari serta tidak melakukan perbuatan jahat tidak mengeluarkan kata-kata kotor menahan emosi dan nafsu amarah serta berbagai perbuatan tercela lainnya.

Secara psikologis seseorang yg berpuasa Ramadan menyatukan dirinya dalam kondisi penderitaan akibat rasa lapar dan haus yg selama itu lbh banyak diderita oleh fakir miskin yg dalam hidupnya selalu terbelenggu oleh kemiskinan. Esensi puasa Ramadan juga memberikan nilai ajaran agar orang yg beriman dan bertakwa mengikuti tuntunan Nabi saw yg hidupnya amat sederhana dan selalu bersikap lugu dalam segala aspek kehidupannya.Beliau menganjurkan kepada umat Islam “berhentilah kamu makan sebelum kenyang.” Contoh sederhana tsb mudah didengar tapi terasa berat dilaksanakan jika seseorang tengah bersantap dgn makanan lezat. Memang itulah tuntunan yg memiliki bobot kesadaran diri tinggi terhadap lingkungan masyarakat miskin yg berada di lingkungannya.

Di bagian lain Nabi saw mencontohkan “berbuka puasalah kamu dgn tiga butir kurma dan seteguk air minum setelah itu bersegeralah salat magrib.” Kaitannya dgn itu Nabi Saw menganjurkan agar selalu gemar memberi makan utk tetangga yg miskin. Fenomena kesadaran fitrah di atas dalam puasa Ramadan saat ini diharapkan mampu membentuk rasa keterikatan jiwa dan moral utk memihak kepada kaum dhuafa fakir miskin. Pendekatan ini harus diartikulasikan pada pola pikir dan pola tindak ke dalam bingkai amal saleh mampu melebur ke dalam pola kehidupan kaum mustadh’afin.

Seperti dicontohkan Nabi SAW saat membebaskan budak masyarakat kecil dan golongan lemah yg tertindas dgn membangkitkan ‘harga diri’ dan nilai kemanusiaan. Nabi SAW bisa hidup di tengah mereka dalam kondisi sama-sama lapar tidur di atas pelepah daun kurma. Begitu dekatnya Nabi Saw dgn orang-orang miskin sampai-sampai beliau mendapat julukan Abul Masakin . Ketika ada seorang sahabat bertanya terhadap keberadaan dirinya beliau menjawab “carilah aku di tengah orang-orang yg lemah di antara kalian.” Isyarat yg diberikan Nabi Saw ini menggugah seorang pemikir Islam dari Turki Hilmi H. Isyik mengatakan “Orang yg bersikap masa bodoh terahdap orang-orang miskin di sekitarnya tidak mungkin ia menjadi seorang muslim yg baik.” Pengertian di atas mengambil esensi dari Sabda Nabi Saw yg maksudnya tiap orang muslim jangan mengabaikan dasar pokok iman ibadah dan akhlak. Kalau hal itu terabaikan amal atau muamalat duniawi akan menyimpang tidak terkontrol nafsu kemurkaannya tidak terkendali sehingga orang akan berperilaku sekehendaknya sendiri tanpa memperdulikan lingkungan dan penderitaan orang lain. Dampaknya dapat menghancurkan sikap toleransi dan solidaritas sesama umat Muslim.

Nabi Saw bersabda “Barangsiapa tidak merasa terlibat dgn permasalahan umat Islam dia bukanlah dari golonganku.” Ini jelas memperingatkan permasalahan umat Muhammad yg tumbuh di dunia bukan hanya ibadah salat dan puasa saja juga luluh ke dalam nasib penderitaan sesama umat. Konteksnya dgn puasa Ramadan Nabi saw menegaskan “begitu banyak orang berpuasa tapi yg dihasilkannya hanya rasa lapar dan haus semata-mata.” Sabda ini mengandung arti hikmah puasa Ramadan bukan sekadar menahan rasa lapar dan haus menahan nafsu dan keinginan hedonistis melainkan secara esensial mengandung makna penghayatan rohani amat yg dalam yakni ekspresi jiwa dan konsentrasi mental secara utuh dan solid di mana sendi-sendi mental dan jiwa terperas ke dalam fitrah diri meluruskan disiplin pribadi dgn baik.

Semua rangkuman di atas merupakan intisari dari firman Allah Swt “Hai orang-orang yg beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana di wajibkan atas orang-orang sebelum kami agar kamu bertakwa.” . Di sinilah kekuatan iman dan takwa seorang Muslim diuji. Sehingga jelas nilai takwa seorang Muslim terangkat pada derajat hidup manusia ke dalam orientasi kehidupan duniawi sekaligus memperoleh justifikasi etis keakhiratan. Allah Swt berfirman “Dan carilah pada apa yg telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagian negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari keni’matan dunia.” . Dari sana pula pendekatan yg fleksibel sesama umat dijalin dgn batas pengertian tertentu yakni berpegang pada pokok akidah yg kita yakini sehingga upaya mengangkat kemiskinan terwujud dgn semangat kebersamaan dan solidaritas yg tinggi dalam implementasi wadah puasa Ramadan yg penuh rahmat ampunan dan barakah

Friday, April 16, 2010

Rehlah dan Riadah

Program Rehlah dan Riadah Nisa' Taiping akan diadakan pada 9 Mei 2010 bertempat di Dataran Kedamaian Taman Tasik Taiping. Pelbagai acara menarik akan diadakan seperti sukaneka, explorace dan pelbagai lagi.. Datanglah beramai-ramai memeriahkan acara yang julung kali diadakan ini..

Monday, March 8, 2010

Audition Pesona '10 Kawasan Taiping

Aidition Pesona '10 kawasan Taiping telah diadakan pada 7.3.2010 yg lalu. Program telah diadakan di Baitunnisa' kawasan Taiping, dan telah berlangsung dari 8.00 pagi hingga 12.00 t.hari. Program ini telah menampil kan seramai 9 orang peserta dan pemenang pada kali ini adalah Cik Izni Anira. Beliau akan mewakili Kawasan Taiping dalam Pertandingan di peringkat negeri nanti. Selamat berjaya kepada Cik Izni.

Berikut adalah beberapa gambar rakaman pada hari berkenaan.


















Friday, January 29, 2010

Audition PERSONA '10 Kawasan Taiping

Salam semua pengunjung.. maaf sebab lama tak update blog ni..
sebelum ini saya terlalu sebuk dengan urusan tanggungjawab kerja hakiki saya dan tidak berkesempatan menjengah ke blog ini. NIsa' kawasan Taiping juga baru bermesyuarat dan merancang aktiviti untuk tahun 2010 ini.
Sebagai pembukaan program tahun 2010 ni, Nisa' Kawasan Taiping akan mengadakan Audition PERSONA '10 Nisa' Kawasan Taiping. Audition ini adalah bersempena dengan Pertandingan Suara Nisa' 2010 (PERSONA '10) peringkat negeri Perak. Juara PERSONA '10 pula akan mewakili Negeri Perak ke Pertandingan Peringkat Kebangsaan yang diadakan bersama KOnsert Aura Ungu 2010 (KAU'10) di Alor Setar, Kedah nanti.
TArikh pertandingan adalah seperti berikut :

Audition PERSONA '10 Taiping : 7 Mac 2010
PERSONA '10 Perak : 20 MAC 2010
Konsert Aura Ungu (KAU'10) : 30 April 2010

Pertandingan ini hanya terbuka pada wanita berumur antara 17 hingga 40 tahun. Mereka yang membuat rakaman album dan artis tidak dibenarkan menyertai pertandingan ini.

Tujuan utama program ini diadakan adalah untuk menyediakan satu platform baru untuk wanita Islam mengmbangkan bakat nyanyian berlandaskan Islam. Ianya menunjukkan Islam ini tidak jumud dan menghalang keinginan wanita untuk menyanyi, tetapi mestilah mengikut syarat yang ditetapkan oleh Islam sendiri.

Penyertaan dibahagikan kepada dua kategori iaitu solo dan berkumpulan. Lagu yang dibawa mestilah berunsurkan ketuhanan, nasihat dan kemanusiaan. Pakaian pula mesti lah menutup aurat dan tidak menjolok mata.

Untuk peserta di kawasan Taiping, sila klik link di bawah dan download

Borang penyertaan Audition PERSONA Taiping


Sunday, September 13, 2009

IFTAR JAMAIE NISA PERAK

Tarikh : 12.9 - 13.9.2009
Tempat : Sek. Rendah Agama Tarbiyyah Islamiyyah (SRATI)
Wakil kawasan : 2 Orang - Ketua Nisa' - Kak Fiza dan Izni..

Mulanya kawasan Taiping nk menghantar 4 orang peserta, tapi tak tau la mengapa disaat akhir, 2 orang lagi menarik diri.. saat akhir tu, mmg dah terlalu akhir, masa nak pergi dah, baru diberitahu yg mereka tu tak boleh pergi.. terpaksa la kami 2 orang je pergi ke program ni..

Kami bertolak dari Taiping 12,9 pukul 12.30pm.. perjalanan macam agak slow, sbb ntah le.. panas kut.. sampai ke sana pukul 2 lebih.. (lambat betul kak fiza drive).. sampai sana kami daftar, ingatkan pendaftran seorang RM 10, rupenya w'pun datang 2 orang, kena gak bayar RM50.. tak pe la.. nanti claim balik.. bila dah daftar, anak kak fiza lak meragam nk mandi.. memang masa tu kami tak tau ape la program lepas ni, sbb tak de tentatif program.. surat pada SU, tak tgk langsung.. dah mandikan budak sorang tu, baru kami bergerak ke tempat pendaftaran tadi, ingatkan ada taklimat, rupenya dah terlepas pun tak limat.. bertanya-tanya la pada org sebelah, ape program ni.. rupenya kemi kena pergi membahagikan juadah berbuka dan sedikit sumbangan raya pada fakir miskin.. kawasan Taiping ditugaskan di Klebang.. (kat mana tak, w'pun membesar di Ipoh, tapi tak tau tempat tu kat mana).. ikut je la..

Sampai di Klebang, kami pergi ke markaz, ingatkan kena berjalan dari rumah ke rumah, rupenya muslimat di situ akan agihkan.. Alhamdulillah.. tapi kami pergi ke satu rumah (nk merasa gak) fakir miskin ni bagi sumbangan.. memang nampak daif kehidupan makcik ni..
Dia pun nakpak bersyukur dengan kedatangan kami dan sumbangan yang tak seberapa tu.. Satu yang menarik pasal rumah makcik ni, dia ada bela banyak kucing, anak kak fiza tak habis-habis menyakat kucing kat situ.. punya la seronok.. bila nak balik, kucing tu boleh main kejar-kejar.. jadi bahan ketawa kami la masa tu..
balik ke SRATI dalam pukul 4.30.. solat asar, dan ke dewan, ada taklimat tentang SRATI.. kak fiza macam boring lak, dan anak kak fiza pun masa tu nk buang air.. masa ni ada satu kejadia yg tak di ingini berlaku.. kak fiza jatuh tangga.. huhu.. sampai pitam rasanya... tak ingat macam mana kak fiza boleh jatuh tangga.. dan tak ingat kenapa kak fiza turun tangga tu.. yang kak fiza ingat, tangan sakit dan terduduk tepi tangga tu.. nasib baik ada seorang nisa' baik hati tolong angkat kan.. berbuka puasa atas tilam la jawabnya..
program ni habis keesokan harinya selepas mesyuarat. Mesyuarat yg pecah rekod buat kul 6.30 pagi.. tapi memang rasa bagus sebab rasa segar je..
Lepas mesyuarat, kak fiza tak tunggu dah, sebab kesiankan cik Izni yang nk balik buat assignment. (tapi sebenarnya kak fiza pun nak balik jugak). kami bertolak balik pukul 9.30 pagi.. sampai di Taiping pukul 10.30 (kali ni kak fiza bawak laju lak)..
Kepada Nisa' negeri, minta maaf ye.. kami tak tunggu untuk kursus pendek blog tu.. dan tak sempat lak nk bersalaman.. tapi kat sini kami Nisa' Taiping ucapakan

SELAMAT HARI RAYA
Maaf Zahir batin



Minta maaf pada semua pembaca sebab kat sini kak fiza tak letak lagi gambar.. terlupe pulak kak fiza nak transfer.. kak fiza akan update balik post ni dan letak gambar-gambar masa program tu nanti...

Tuesday, August 18, 2009

TINGKATAN PUASA, DIMANAKAH KITA???

Nabi s.a.w. besabda dalam satu hadisnya; “Sesiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan melakukan pendustaan, maka bagi Allah tidak ada keperluan dalam ia meninggalkan makan dan minumnya (yakni Allah tidak berhajat kepada puasanya)” (Riwayat Imam Bukhari, Abu Daud, at-Tirmizi dan lain-lain dari Abu Hurairah r.a.).
Hadis di atas menjelaskan kepada kita bahawa puasa yang sebenar bukanlah hanya puasa zahir sahaja (iaitu dengan menegah diri dari makan, minum, bersetubuh dan sebagainya) tetapi juga berpuasa batin iaitu dengan menegah diri dari maksiat dan dosa. Seorang yang berpuasa di samping menjaga diri dari makan, minum dan sebagainya, ia juga mesti menjaga anggota-anggotanya dari dosa dan maksiat. Jika tidak ia tidak akan mencapai kesempurnaan puasa sebagaimana yang dikehendaki Allah.
Bagi menjelaskan lagi tuntutan puasa batin ini, Imam al-Ghazali membahagikan darjat puasa manusia kepada tiga bahagian;

· Puasa umum: iaitu berpuasa dengan menahan perut dan faraj (kemaluan) dari menikmati keinginannya (makan, minum dan sebagainya).

· Puasa khusus: iaitu berpuasa yang disertakan dengan menjaga pendengaran, penglihatan, lidah, tangan, kaki dan seluruh anggota dari melakukan yang haram atau dosa.

· Puasa khususul khusus (paling khusus): iaitu berpuasa dengan menyertakan semua yang tersebut di atas dan menambah lagi dengan berpuasa hati dari segala cita-cita yang kotor dan pemikiran-pemikiran keduniaan dan memesongkan perhatian dari selain Allah sama sekali.

Dalam kitab Bahr al-Mazi yang menghimpunkan hadis dikeluarkan Imam at-Tirmizi ada disebutkan enam perkara yang boleh menjamin kesempurnaan puasa,

semuanya berkait rapat dengan anggota zahir dan batin manusia iaitu:

· Memejamkan mata daripada membuat maksiat

· Memelihara lidah daripada membuat maksiat

· Menjauhkan telinga daripada membuat maksiat

· Menegah tangan dan kaki daripada membuat maksiat

· Jangan terlalu banyak makan ketika berbuka puasa

· Hati yang bergantung kepada Allah antara mengharap dan perasaan takut kepada-Nya.

Orang yang berpuasa bukan sekadar dikehendaki menjaga mulutnya daripada berkata kotor dan lucah serta melampau, malah dituntut mengawal mulutnya daripada membalas kejahatan mulut orang lain. Rasulullah dalam pendidikan Baginda mengambil berat persoalan supaya tidak membalas kejahatan dengan kejahatan kerana ia tidak akan menyelesaikan permasalahan, malah lebih memburukkan keadaan. Dalam hadis diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Jika ada orang berkata-kata kotor kepadanya, maka katakan kepada orang itu bahawasanya aku ini berpuasa.” Hikmah Rasulullah menyarankan demikian untuk mengelakkan perkelahian dan perbalahan antara dua pihak saudara Islam pada bulan mulia ini demi menjaga kesucian Ramadan. Ulama ada menyebut bahawa antara punca hilangnya pahala disebabkan kegagalan menjaga anggota pancaindera ketika berpuasa. Sedekah hanya dapat dilakukan oleh anggota tangan. Bacaan dan tadarus al-Quran adalah gabungan hubungan antara lidah, mulut dan mata. Kaki pula akan sentiasa mendorong manusia melangkah ke rumah Allah untuk beribadat sama ada solat fardu atau , sunat Tarawih pada Ramadan. Ini menunjukkan fungsi serampang dua mata anggota pancaindera manusia. Segala amalan dalam Ramadan akan terhapus angkara perbuatan pancaindera. Sebagai langkah mengelakkan daripada pelakuan tidak berfaedah bermula daripada kejahatan lidah, Islam menyarankan mengambil langkah berdiam diri dan mengunci mulutnya bagi memastikan dosa lidah tidak berlaku. Umat Islam diminta mengawal lidah daripada bercakap yang sia-sia. Asal saja mahu bertutur, pastikan bahawa ia tidak akan membawa kepada mudarat, terutama jika membabitkan hubungan dengan orang lain. Malah, ada kalanya lebih baik seseorang itu tidur bagi menjaga pancaindera daripada melakukan dosa dan maksiat, tetapi dalam kadar yang ada batasannya. Semoga kecemerlangan puasa yang dimulakan dengan niat suci itu terpelihara mulai dari sahur hingga tiba waktu berbuka dan diteruskan hingga ke malamnya, seterusnya sepanjang Ramadan ini.

Selamat menyambut puasa


“Dan carilah pada apa yg telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagian negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari keni’matan dunia.”

Hikmah yg diperoleh dari ajaran berpuasa Ramadan nilai kesalehan selalu berada pada jaringan sosial masyarakat dilandasi oleh kualitas iman dan takwa. Sehingga dalam kalbu kita tumbuh pribadi yg kuat senantiasa ikhlas beramal dan bukan pribadi yg selalu menjadi beban orang lain. Kondisi sekarang kesalehan sosial yg berwujud rasa peduli terhadap merebaknya kemiskinan terlihat jelas konteksnya.

Seperti tidak menentunya kondisi perekonomian rakyat anjloknya nilai rupiah yg dirasakan pahit bagi masyarakat golongan bawah. Situasi perekonomian yg tidak jelas juntrungnya di berbagai aspek kehidupan menumbuhkan nafsu egoistis di kalangan masyarakat tingkat menengah ke atas menjauhkan diri dari nilai-nilai kemanusiaan menggiringnya ke sikap apatisme. Esensi ajaran Islam tidak mengajarkan manusia bersikap masa bodoh terhadap masyarakat lingkungan lebih-lebih terhadap mereka yg hidup kekurangan dan miskin.

Islam tidak boleh membiarkan umatnya hidup serba kekurangan melainkan dijadikan manusia itu menjadi mahluk yg hidup dalam keseimbangan antara keperluan duniawiyah dan ukhrawiyah. Karena itu hikmah puasa Ramadan secara kondusif melahirkan dua dimensi keberkahan kehidupan dunia dan akhirat.

Secara fisik dgn berpuasa seseorang harus mampu mengendalikan nafsu sekularitas hedonistis egoistis maupun sikap hidup kompetitif konsumtif agar hidup ini senantiasa dihayati sebagai rahmat dan ni’mat dari Allah SWT. Mereka harus menahan rasa lapar dan haus tidak melakukan hubungan badan dgn istri dari waktu fajar hingga matahari tenggelam di petang hari serta tidak melakukan perbuatan jahat tidak mengeluarkan kata-kata kotor menahan emosi dan nafsu amarah serta berbagai perbuatan tercela lainnya.

Secara psikologis seseorang yg berpuasa Ramadan menyatukan dirinya dalam kondisi penderitaan akibat rasa lapar dan haus yg selama itu lbh banyak diderita oleh fakir miskin yg dalam hidupnya selalu terbelenggu oleh kemiskinan. Esensi puasa Ramadan juga memberikan nilai ajaran agar orang yg beriman dan bertakwa mengikuti tuntunan Nabi saw yg hidupnya amat sederhana dan selalu bersikap lugu dalam segala aspek kehidupannya.Beliau menganjurkan kepada umat Islam “berhentilah kamu makan sebelum kenyang.” Contoh sederhana tsb mudah didengar tapi terasa berat dilaksanakan jika seseorang tengah bersantap dgn makanan lezat. Memang itulah tuntunan yg memiliki bobot kesadaran diri tinggi terhadap lingkungan masyarakat miskin yg berada di lingkungannya.

Di bagian lain Nabi saw mencontohkan “berbuka puasalah kamu dgn tiga butir kurma dan seteguk air minum setelah itu bersegeralah salat magrib.” Kaitannya dgn itu Nabi Saw menganjurkan agar selalu gemar memberi makan utk tetangga yg miskin. Fenomena kesadaran fitrah di atas dalam puasa Ramadan saat ini diharapkan mampu membentuk rasa keterikatan jiwa dan moral utk memihak kepada kaum dhuafa fakir miskin. Pendekatan ini harus diartikulasikan pada pola pikir dan pola tindak ke dalam bingkai amal saleh mampu melebur ke dalam pola kehidupan kaum mustadh’afin.

Seperti dicontohkan Nabi SAW saat membebaskan budak masyarakat kecil dan golongan lemah yg tertindas dgn membangkitkan ‘harga diri’ dan nilai kemanusiaan. Nabi SAW bisa hidup di tengah mereka dalam kondisi sama-sama lapar tidur di atas pelepah daun kurma. Begitu dekatnya Nabi Saw dgn orang-orang miskin sampai-sampai beliau mendapat julukan Abul Masakin . Ketika ada seorang sahabat bertanya terhadap keberadaan dirinya beliau menjawab “carilah aku di tengah orang-orang yg lemah di antara kalian.” Isyarat yg diberikan Nabi Saw ini menggugah seorang pemikir Islam dari Turki Hilmi H. Isyik mengatakan “Orang yg bersikap masa bodoh terahdap orang-orang miskin di sekitarnya tidak mungkin ia menjadi seorang muslim yg baik.” Pengertian di atas mengambil esensi dari Sabda Nabi Saw yg maksudnya tiap orang muslim jangan mengabaikan dasar pokok iman ibadah dan akhlak. Kalau hal itu terabaikan amal atau muamalat duniawi akan menyimpang tidak terkontrol nafsu kemurkaannya tidak terkendali sehingga orang akan berperilaku sekehendaknya sendiri tanpa memperdulikan lingkungan dan penderitaan orang lain. Dampaknya dapat menghancurkan sikap toleransi dan solidaritas sesama umat Muslim.

Nabi Saw bersabda “Barangsiapa tidak merasa terlibat dgn permasalahan umat Islam dia bukanlah dari golonganku.” Ini jelas memperingatkan permasalahan umat Muhammad yg tumbuh di dunia bukan hanya ibadah salat dan puasa saja juga luluh ke dalam nasib penderitaan sesama umat. Konteksnya dgn puasa Ramadan Nabi saw menegaskan “begitu banyak orang berpuasa tapi yg dihasilkannya hanya rasa lapar dan haus semata-mata.” Sabda ini mengandung arti hikmah puasa Ramadan bukan sekadar menahan rasa lapar dan haus menahan nafsu dan keinginan hedonistis melainkan secara esensial mengandung makna penghayatan rohani amat yg dalam yakni ekspresi jiwa dan konsentrasi mental secara utuh dan solid di mana sendi-sendi mental dan jiwa terperas ke dalam fitrah diri meluruskan disiplin pribadi dgn baik.

Semua rangkuman di atas merupakan intisari dari firman Allah Swt “Hai orang-orang yg beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana di wajibkan atas orang-orang sebelum kami agar kamu bertakwa.” . Di sinilah kekuatan iman dan takwa seorang Muslim diuji. Sehingga jelas nilai takwa seorang Muslim terangkat pada derajat hidup manusia ke dalam orientasi kehidupan duniawi sekaligus memperoleh justifikasi etis keakhiratan. Allah Swt berfirman “Dan carilah pada apa yg telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagian negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari keni’matan dunia.” . Dari sana pula pendekatan yg fleksibel sesama umat dijalin dgn batas pengertian tertentu yakni berpegang pada pokok akidah yg kita yakini sehingga upaya mengangkat kemiskinan terwujud dgn semangat kebersamaan dan solidaritas yg tinggi dalam implementasi wadah puasa Ramadan yg penuh rahmat ampunan dan barakah

Rehlah dan Riadah

Program Rehlah dan Riadah Nisa' Taiping akan diadakan pada 9 Mei 2010 bertempat di Dataran Kedamaian Taman Tasik Taiping. Pelbagai acara menarik akan diadakan seperti sukaneka, explorace dan pelbagai lagi.. Datanglah beramai-ramai memeriahkan acara yang julung kali diadakan ini..

Audition Pesona '10 Kawasan Taiping

Aidition Pesona '10 kawasan Taiping telah diadakan pada 7.3.2010 yg lalu. Program telah diadakan di Baitunnisa' kawasan Taiping, dan telah berlangsung dari 8.00 pagi hingga 12.00 t.hari. Program ini telah menampil kan seramai 9 orang peserta dan pemenang pada kali ini adalah Cik Izni Anira. Beliau akan mewakili Kawasan Taiping dalam Pertandingan di peringkat negeri nanti. Selamat berjaya kepada Cik Izni.

Berikut adalah beberapa gambar rakaman pada hari berkenaan.


















Audition PERSONA '10 Kawasan Taiping

Salam semua pengunjung.. maaf sebab lama tak update blog ni..
sebelum ini saya terlalu sebuk dengan urusan tanggungjawab kerja hakiki saya dan tidak berkesempatan menjengah ke blog ini. NIsa' kawasan Taiping juga baru bermesyuarat dan merancang aktiviti untuk tahun 2010 ini.
Sebagai pembukaan program tahun 2010 ni, Nisa' Kawasan Taiping akan mengadakan Audition PERSONA '10 Nisa' Kawasan Taiping. Audition ini adalah bersempena dengan Pertandingan Suara Nisa' 2010 (PERSONA '10) peringkat negeri Perak. Juara PERSONA '10 pula akan mewakili Negeri Perak ke Pertandingan Peringkat Kebangsaan yang diadakan bersama KOnsert Aura Ungu 2010 (KAU'10) di Alor Setar, Kedah nanti.
TArikh pertandingan adalah seperti berikut :

Audition PERSONA '10 Taiping : 7 Mac 2010
PERSONA '10 Perak : 20 MAC 2010
Konsert Aura Ungu (KAU'10) : 30 April 2010

Pertandingan ini hanya terbuka pada wanita berumur antara 17 hingga 40 tahun. Mereka yang membuat rakaman album dan artis tidak dibenarkan menyertai pertandingan ini.

Tujuan utama program ini diadakan adalah untuk menyediakan satu platform baru untuk wanita Islam mengmbangkan bakat nyanyian berlandaskan Islam. Ianya menunjukkan Islam ini tidak jumud dan menghalang keinginan wanita untuk menyanyi, tetapi mestilah mengikut syarat yang ditetapkan oleh Islam sendiri.

Penyertaan dibahagikan kepada dua kategori iaitu solo dan berkumpulan. Lagu yang dibawa mestilah berunsurkan ketuhanan, nasihat dan kemanusiaan. Pakaian pula mesti lah menutup aurat dan tidak menjolok mata.

Untuk peserta di kawasan Taiping, sila klik link di bawah dan download

Borang penyertaan Audition PERSONA Taiping


IFTAR JAMAIE NISA PERAK

Tarikh : 12.9 - 13.9.2009
Tempat : Sek. Rendah Agama Tarbiyyah Islamiyyah (SRATI)
Wakil kawasan : 2 Orang - Ketua Nisa' - Kak Fiza dan Izni..

Mulanya kawasan Taiping nk menghantar 4 orang peserta, tapi tak tau la mengapa disaat akhir, 2 orang lagi menarik diri.. saat akhir tu, mmg dah terlalu akhir, masa nak pergi dah, baru diberitahu yg mereka tu tak boleh pergi.. terpaksa la kami 2 orang je pergi ke program ni..

Kami bertolak dari Taiping 12,9 pukul 12.30pm.. perjalanan macam agak slow, sbb ntah le.. panas kut.. sampai ke sana pukul 2 lebih.. (lambat betul kak fiza drive).. sampai sana kami daftar, ingatkan pendaftran seorang RM 10, rupenya w'pun datang 2 orang, kena gak bayar RM50.. tak pe la.. nanti claim balik.. bila dah daftar, anak kak fiza lak meragam nk mandi.. memang masa tu kami tak tau ape la program lepas ni, sbb tak de tentatif program.. surat pada SU, tak tgk langsung.. dah mandikan budak sorang tu, baru kami bergerak ke tempat pendaftaran tadi, ingatkan ada taklimat, rupenya dah terlepas pun tak limat.. bertanya-tanya la pada org sebelah, ape program ni.. rupenya kemi kena pergi membahagikan juadah berbuka dan sedikit sumbangan raya pada fakir miskin.. kawasan Taiping ditugaskan di Klebang.. (kat mana tak, w'pun membesar di Ipoh, tapi tak tau tempat tu kat mana).. ikut je la..

Sampai di Klebang, kami pergi ke markaz, ingatkan kena berjalan dari rumah ke rumah, rupenya muslimat di situ akan agihkan.. Alhamdulillah.. tapi kami pergi ke satu rumah (nk merasa gak) fakir miskin ni bagi sumbangan.. memang nampak daif kehidupan makcik ni..
Dia pun nakpak bersyukur dengan kedatangan kami dan sumbangan yang tak seberapa tu.. Satu yang menarik pasal rumah makcik ni, dia ada bela banyak kucing, anak kak fiza tak habis-habis menyakat kucing kat situ.. punya la seronok.. bila nak balik, kucing tu boleh main kejar-kejar.. jadi bahan ketawa kami la masa tu..
balik ke SRATI dalam pukul 4.30.. solat asar, dan ke dewan, ada taklimat tentang SRATI.. kak fiza macam boring lak, dan anak kak fiza pun masa tu nk buang air.. masa ni ada satu kejadia yg tak di ingini berlaku.. kak fiza jatuh tangga.. huhu.. sampai pitam rasanya... tak ingat macam mana kak fiza boleh jatuh tangga.. dan tak ingat kenapa kak fiza turun tangga tu.. yang kak fiza ingat, tangan sakit dan terduduk tepi tangga tu.. nasib baik ada seorang nisa' baik hati tolong angkat kan.. berbuka puasa atas tilam la jawabnya..
program ni habis keesokan harinya selepas mesyuarat. Mesyuarat yg pecah rekod buat kul 6.30 pagi.. tapi memang rasa bagus sebab rasa segar je..
Lepas mesyuarat, kak fiza tak tunggu dah, sebab kesiankan cik Izni yang nk balik buat assignment. (tapi sebenarnya kak fiza pun nak balik jugak). kami bertolak balik pukul 9.30 pagi.. sampai di Taiping pukul 10.30 (kali ni kak fiza bawak laju lak)..
Kepada Nisa' negeri, minta maaf ye.. kami tak tunggu untuk kursus pendek blog tu.. dan tak sempat lak nk bersalaman.. tapi kat sini kami Nisa' Taiping ucapakan

SELAMAT HARI RAYA
Maaf Zahir batin



Minta maaf pada semua pembaca sebab kat sini kak fiza tak letak lagi gambar.. terlupe pulak kak fiza nak transfer.. kak fiza akan update balik post ni dan letak gambar-gambar masa program tu nanti...

TINGKATAN PUASA, DIMANAKAH KITA???

Nabi s.a.w. besabda dalam satu hadisnya; “Sesiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan melakukan pendustaan, maka bagi Allah tidak ada keperluan dalam ia meninggalkan makan dan minumnya (yakni Allah tidak berhajat kepada puasanya)” (Riwayat Imam Bukhari, Abu Daud, at-Tirmizi dan lain-lain dari Abu Hurairah r.a.).
Hadis di atas menjelaskan kepada kita bahawa puasa yang sebenar bukanlah hanya puasa zahir sahaja (iaitu dengan menegah diri dari makan, minum, bersetubuh dan sebagainya) tetapi juga berpuasa batin iaitu dengan menegah diri dari maksiat dan dosa. Seorang yang berpuasa di samping menjaga diri dari makan, minum dan sebagainya, ia juga mesti menjaga anggota-anggotanya dari dosa dan maksiat. Jika tidak ia tidak akan mencapai kesempurnaan puasa sebagaimana yang dikehendaki Allah.
Bagi menjelaskan lagi tuntutan puasa batin ini, Imam al-Ghazali membahagikan darjat puasa manusia kepada tiga bahagian;

· Puasa umum: iaitu berpuasa dengan menahan perut dan faraj (kemaluan) dari menikmati keinginannya (makan, minum dan sebagainya).

· Puasa khusus: iaitu berpuasa yang disertakan dengan menjaga pendengaran, penglihatan, lidah, tangan, kaki dan seluruh anggota dari melakukan yang haram atau dosa.

· Puasa khususul khusus (paling khusus): iaitu berpuasa dengan menyertakan semua yang tersebut di atas dan menambah lagi dengan berpuasa hati dari segala cita-cita yang kotor dan pemikiran-pemikiran keduniaan dan memesongkan perhatian dari selain Allah sama sekali.

Dalam kitab Bahr al-Mazi yang menghimpunkan hadis dikeluarkan Imam at-Tirmizi ada disebutkan enam perkara yang boleh menjamin kesempurnaan puasa,

semuanya berkait rapat dengan anggota zahir dan batin manusia iaitu:

· Memejamkan mata daripada membuat maksiat

· Memelihara lidah daripada membuat maksiat

· Menjauhkan telinga daripada membuat maksiat

· Menegah tangan dan kaki daripada membuat maksiat

· Jangan terlalu banyak makan ketika berbuka puasa

· Hati yang bergantung kepada Allah antara mengharap dan perasaan takut kepada-Nya.

Orang yang berpuasa bukan sekadar dikehendaki menjaga mulutnya daripada berkata kotor dan lucah serta melampau, malah dituntut mengawal mulutnya daripada membalas kejahatan mulut orang lain. Rasulullah dalam pendidikan Baginda mengambil berat persoalan supaya tidak membalas kejahatan dengan kejahatan kerana ia tidak akan menyelesaikan permasalahan, malah lebih memburukkan keadaan. Dalam hadis diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Jika ada orang berkata-kata kotor kepadanya, maka katakan kepada orang itu bahawasanya aku ini berpuasa.” Hikmah Rasulullah menyarankan demikian untuk mengelakkan perkelahian dan perbalahan antara dua pihak saudara Islam pada bulan mulia ini demi menjaga kesucian Ramadan. Ulama ada menyebut bahawa antara punca hilangnya pahala disebabkan kegagalan menjaga anggota pancaindera ketika berpuasa. Sedekah hanya dapat dilakukan oleh anggota tangan. Bacaan dan tadarus al-Quran adalah gabungan hubungan antara lidah, mulut dan mata. Kaki pula akan sentiasa mendorong manusia melangkah ke rumah Allah untuk beribadat sama ada solat fardu atau , sunat Tarawih pada Ramadan. Ini menunjukkan fungsi serampang dua mata anggota pancaindera manusia. Segala amalan dalam Ramadan akan terhapus angkara perbuatan pancaindera. Sebagai langkah mengelakkan daripada pelakuan tidak berfaedah bermula daripada kejahatan lidah, Islam menyarankan mengambil langkah berdiam diri dan mengunci mulutnya bagi memastikan dosa lidah tidak berlaku. Umat Islam diminta mengawal lidah daripada bercakap yang sia-sia. Asal saja mahu bertutur, pastikan bahawa ia tidak akan membawa kepada mudarat, terutama jika membabitkan hubungan dengan orang lain. Malah, ada kalanya lebih baik seseorang itu tidur bagi menjaga pancaindera daripada melakukan dosa dan maksiat, tetapi dalam kadar yang ada batasannya. Semoga kecemerlangan puasa yang dimulakan dengan niat suci itu terpelihara mulai dari sahur hingga tiba waktu berbuka dan diteruskan hingga ke malamnya, seterusnya sepanjang Ramadan ini.